WELCOME

Selasa, 04 Mei 2010

BAGAIMANA AKU HARUS MEMBERI TAHUMU

Alkisah ada seorang Nabi yang bersahabat dengan Malaikat Maut. Pada suatu hari Nabi Allah ini berkata kepada Malaikat Maut. “Wahai Malaikat Maut, bila tiba waktunya engkau mencabut nyawaku, maukah engkau memberitahu aku jauh-jauh hari sebelumnya?”.
“Karena engkau Nabi Allah, aku akan turuti permintaanmuitu!” jawab Malaikat Maut singkat.
Singkat cerita, setelah beberapa lama kemudian datanglah Malaikat Maut, menjumpai sang Nabi yang saat itu sedang lesehan melepas lelah, “Wahai Nabi Allah, sekaranglah saatnya aku ditugaskan untuk menjemputmu!”.
“Hai Malaikat Maut, lupakah engkau dengan kesepakatan kita? Lupakah engkau dengan janjimu ? bukanlkah enghkau telah berjanji akan memberitahu aku terlebih dahulu sebelum saat ini tiba, mengapa engkau ingkar janji?” Tanya Nabi dengan heran, “Sebenarnya aku tidak pernah ingkar, aku juga tidak lupa akan kesepakatan kita, hanya engkau saja yang tidak menyadarinya.”
“Maksudmu engkau telah memberitahuku sebelumnya?”
“benar wahai Nabi Allah, bahkan aku berkali-kali memberitahumu dan memperingatkanmu.”
“kapan itu kau lakukan?” Tanya nabi penuh keheranan, “Wahai Nabi Allah, bukankah sebulan yang lalu kau ikut memikul jenazah si fulan ? tidak sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang dating? Bukankah seminggu yang lalu kau ikut memandikan mayat si fulan? Tidak tahukah engkau bahwa saat itu akulah yang mengunjungimu? Bukankah kemarin engkau ikut menshalatkan jenazah si anu? Lupakah enghkau bahwa saat itu akulah yang bertamu? Bukankah tadi pagi engkau ikut menguburkan si fulan? Masih belum tahu dan sadarkah engkau bahwa saat itu akulah yang menejmputnya? Kalau semua itu belum cukup lalu dengan cara apalagi aku harus memberitahumu?” jawab Malaikat tidak kalah heranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar